Ocean's 8

Komedi/Kriminal.

If I Stay

Roman/Drama

MacGyver S6 Ep. 1

Tough Boys

The Losers

Actions

Slider

17 December 2011

Bahasa Menentukan Kinerja (?)

Tulisan ini berawal dari sebuah percakapan iseng teman saya, yang mengatakan bahwa kita akan selalu ketinggalan dengan bangsa barat. Kita terbiasa men'jalan'kan program, sementara mereka terbiasa untuk 'running' program. Ya tentunya mereka lebih cepat sampai!!

Ada benarnya juga, dan banyak juga para ahli yang sepakat bahwa penggunaan bahasa akan menentukan karakter dari bangsa yang menggunakan bahasa tersebut. Ada ilustrasi lain, Bahasa Indonesia tidak mengenal tenses, sehingga kalau berbicara tidak perlu mempertimbangkan waktu dari apa yang dibicarakan tersebut, apakah sudah selesai, sedang dikerjakan atau telah selesai beberapa waktu yang lalu atau kemungkinan lain. Berbeda halnya ketika ada tenses, maka si pembicara harus menyatakan bahwa apa yang dibicarakan sedang dikerjakan, atau telah selesai dikerjakan atau kemungkinan lain.

Ketika seorang atasan menanyakan suatu pekerjaan kepada seorang bawahan, bisa dijawab, Iya Pak saya yang mengerjakan pekerjaan itu. Tampak bahwa sangat bias sekali. Apakah pekerjaan itu sedang dikerjakan, akan dikerjakan atau telah selesai dikerjakan. Jika ada tenses, maka bawahan tersebut harus menggunakan tenses sehingga akan jelas apakah pekerjaan itu sedang dikerjakan, telah selesai dikerjakan atau akan dikerjakan nanti di kemudian hari.

Itu hanya contoh kecil saja, mungkin ada benarnya mungkin tidak. Tapi sisi positifnya harus kita ambil, bahwa kita membiasakan diri untuk memberikan informasi secara lebih rinci meskipun tanpa tenses. Misalnya, Iya Pak, saya yang akan mengerjakan itu, atau Saya telah menyelesaikan pekerjaan itu atau yang lain.

Ada contoh lucu dari teman saya juga. Dia mengatakan bahwa bahasa kita kurang deskriptif karena suku katanya juga lebih sedikit dari bahasa Inggris. Ketika seorang mengatakan 'Saya suka susu" maka akan menimbulkan banyak persepsi. Berbeda dengan 'I like milk' lebih jelas. Harus ada kalimat lain yang mengikutinya, misalnya 'saya meminumnya setiap hari' atau 'saya meremasnya setiap hari' :) baru akan lebih jelas. Peace.....:) lol

14 December 2011

Mengenang 40 Hari Erni Harmiati

Empat puluh hari sudah, engkau berpulang, tapi rasanya masih seperti kemarin! Apakah aneh? Mungkin tidak karena baru 40 hari. Tapi kepergian kerabat dekat yang sudah sekitar 20 tahun yang lalu, kok rasanya masih seperti kemarin? Kadang bertanya sendiri, mengapa demikian. Pernah sharing dengan kerabat yang juga telah kehilangan orang yang dicintai, sudah beberapa tahun yang lalu, tapi katanya juga seperti kemarin.

Jadi berpikir, mengapa demikian? Apakah berarti kita belum merelakan kepergiannya? Sepertinya tidak, karena kepergiannya telah direlakan dengan sepenuh hati. Lalu mengapa? Apakah ini karena ada keterkaitan 'tertentu' antara orang yang meninggal dengan orang dekat yang masih hidup? Atau inikah yang disebut cinta kasih? Kasih dari Tuhan sendiri?

Tuhan menciptakan manusia tentunya dengan sepenuh kasih. Dan sebelum ada ciptaan, tentunya tidak ada 'waktu' karena waktu adalah dimensi yang sama persis dengan dimensi jarak, yang keberadaannya semata-mata diperlukan sebagai konsekuensi dari eksistensi ciptaan. Ada ciptaan, maka harus ada dimensi waktu, dan dimensi jarak. Jadi ternyata kasih sejati, berada di atas waktu. Love beyond time, whatever the meaning of love, and time, even, love conquer time.

Jadi wajar sekali kalau kepergian orang terdekat kita yang sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi rasanya seperti kemarin. Kedekatan dan cinta kasih kita dengan orang yang meninggalkan kita telah 'menguasai' waktu.

09 December 2011

Mencari Hari Lahir



Pada hari dan minggu apa Anda Lahir?

Mungkin Anda ingin tahu pada hari apa Anda dilahirkan. Silahkan coba utak atik permainan berikut:


Masukkan tanggal lahir (Lalu tekan tombol "Update" ):

Kode Bulan (1-12):
Tanggal (1-31):
Tahun (contoh: 1960):

Tanggal lahir:
Hari Lahir:

Klik kategori film yang Anda cari